Showing posts with label Filsuf. Show all posts
Showing posts with label Filsuf. Show all posts

Wednesday, October 4, 2017

Metafisika Filsafat | Kedatangan Nihilisme Nietzsche | Sinau Filsafat


aliran-nihilisme
Nihilism

            Sejarah metafisika mengejawantah dalam era Modern dan bergerak menuju puncak kepenuhannya pada Hegel dimana dikotomi subyek x obyek, pemikiran x Ada, partikularitas x universalitas, dipersatukan dalam suatu kesatuan absolut. Kesatuan organik antara segala hal yang bertentangan ini terwujud dalam Roh Absolut yang telah mengejawantah pada tataran pikiran murni, perkembangan alam semesta dan sejarah peradaban. Dengan demikian, segala-galanya telah diterangi dalam suatu kepastian yang niscaya; tak ada lagi tempat bagi yang tak terpahami, tak ada lagi tempat bagi tragedi.


           Sebelum membaca  Kedatangan Nihilisme Sinau Filsafat menyarankan untuk membaca lebih dahulu Tulisan : Pengantar Metafisika Dalam Filsafat | Apa itu Metafisika? 

            Tiga belas tahun setelah kematian Hegel di tahun 1831, yaitu tahun 1844, terbitlah sebuah buku yang menggemparkan masanya. Penulisnya adalah seorang Hegelian Muda. Bukunya itu terbit setahun sebelum Die Heilige Familie nya Marx terbit, setahun sebelum Das Wesen des Christentums nya Feuerbach terbit, juga bersamaan dengan terbitnya buku-buku pertama Kierkegaard. Pada tahun ketika buku itu terbit, lahirlah Friedrich Nietzsche. Dalam buku itu, penulisnya melakukan kritik habis-habisan atas filsafat Hegelian, moralitas Kristiani, masyarakat kapitalis, tirani negara, humanisme dan pandangan ketuhanan. Buku itu berjudul Der Einzige und Sein Eigentum (Individu dan Miliknya). Sang penulis itu bernama Max Stirner (1806-1856).
            Stirner melancarkan kritik atas Hegel dengan membalikkan oposisi hierarkis dalam Hegel. Namun ia telah terlebih dahulu membaca Hegel secara tertentu, maksudnya, menitikberatkan sisi-sisi tertentu dari filsafat Hegel (seperti universalitas, keteraturan dan spiritualitas). Berdasarkan pembacaan yang tertentu inilah, ia memprioritaskan sisi-sisi yang ia anggap disubordinasikan dalam pemikiran Hegel seperti partikularitas, ketiadaan tatanan dan realitas individual.

            Dua puluh delapan tahun setelah buku itu terbit, Nietzsche menerbitkan bukunya yang pertama, Die Geburt der Tragödie (Lahirnya Tragedi). Perlahan-lahan Nietzsche menjadi terkenal sebagai pemikir yang mengumandangkan kedatangan nihilisme. Ia melakukan kritik (seperti sudah didahului oleh Stirner) terhadap moralitas Kristiani, ide tentang Tuhan dan kebenaran. Ia menunjukkan bahwa nihilisme merupakan suatu keniscayaan historis yang akan muncul dari peradaban manusia yang masih terjebak dalam metafisika. Nietzsche yang dibahas di sini adalah Nietzsche sebagaimana dipahami secara umum. Ia berupaya mengatasi nihilisme dengan melakukan pembalikan atas oposisi hierarkis metafisika. Ia lebih memprioritaskan tubuh ketimbang jiwa, kekacauan ketimbang tatanan, irasionalitas kehendak ketimbang rasionalitas nalar, sirkularitas ketimbang teleologi.

            Pada bagian ini kita akan melihat bagaimana kedatangan nihilisme itu terjadi. Pertama, kita akan melihat bagaimana pemikiran Max Stirner (yang jarang kita sebut ketika kita membicarakan Nietzsche) ternyata telah mengantisipasi gagasan-gagasan Nietzsche dan melakukan pembalikan atas hierarki oposisional Hegelian. Kedua, kita akan menguraikan pemikiran Nietzsche dari perspektif umum dalam kaitannya dengan pembalikan hierarki oposisinal metafisika secara umum.
Read more

Sunday, October 1, 2017

Filsafat Islam | Pengaruh Filsafat Muhammad Iqbal di Masa Kini | Sinau Filsafat

Pengaruh fisafat Iqbal yang paling signifikan adalah tentang sistem politik Negara Islam. Yang tidak terlepas dari cita-cita tentang keadilan sosial. Hal ini banyak mengisnpirasi para tokoh-tokoh seperti Sayyid ‘Ali Khamene’i, ‘Ali Syari’ati, dan Murtadha Muthahhari. Ketiga tokoh yang disebutkan merupakian para pelaku revolusi Iran yang menajdikan negara Iran sebagai Negara Islam.


Makalah-Filsafat-Islam


Akan dirangkumkan lima pokok pemikiran Muhammad Iqbal yang sampaikan sekarang masih menjadi rujukan para intelektul dari kalangan muslim dan non-muslim.


  1. Memandang sejarah sebagai gerakan progresif. Iqbal memulai argumentasinya dengan menunjukkan sifat teleologis (kebertujuan) alam semesta ciptaan Tuhan. Selanjutnya, dalam proses pergerakan menuju tujuan penciptaan itu, Iqbal menunjukkan sifat dinamis penciptaan itu sendiri. Iqbal melihat waktu sebagai sesuatu yang sakral sehingga ia mengutip sebuah hadist Qudsi yang melarang “mencaci waktu (dahr)” karena “waktu adalah Allah”
  2. Ijtihad sebagai sokoguru gerak Islam. Ijtihad merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk mengerahkan pemikiran-pemikiran dalam rangka menanggapi aksi Allah, menjawab tantanganNya yang terus menerus menambahkan ciptaan baru itu. Dengan ijtihad bukannya mengadung distorsi terhada ajaran Islam yang auntentik. Justru merupakan inti khilafah. Iqbal mnyebutnya kemitraan dengan Allah.
  3. Penegasan kembali konsep Alquran mengenai alam semesta empiris sebagai tanda-tanda (ayat) Allah. Kendatipun demikian, penghargaan al-Quran terhadap empiris sama sekali tak mengurangi penekanannya kepada rasio sebagai fakultas untuk mendapatkan kebenaran . 
  4. Intuisi sebagai kelanjutan rasio, meski pada tataran yang lebih tinggi. Lebih dari pada itu Iqbal menunjuk pada peran intelek (intuisi atau qalb/fu’ad) yang mampu mendapatkan kebenaran yang lebih tinggi. Berbeda dengan pemikir Muslim yang lain seperti Al-Ghazali yang terkadasng terkesan mempertentangkan rasio dengan intuisi.
  5. Menegaskan penekanan al-Quran kepada amal. Yakni, setelah segenap penghargaanya kepada alam empiris, rasio, dan intusisi, itu akhirnya keberadaan seseorang dinilai dari kualitas amalnya. Butir terak ini kiranya melengkapi sifat pemikiran Iqbal yang dalam segenap intelektualismenya yang terkadang amat liberal, dinamistik, dan aktivistik ( Khamenei, Syariati, 2002: vii-ix).


Read more

Filsafat Islam | Sejarah Kehidupan Muhammad Iqbal | Sinau Filsafat

Kelahiran Muhammad Iqbal masih menjadi perdebatan terdapat perbedaan dalam menentukan waktu kelahirannya. Muhammad Iqbal adalah seorang pujangga Islam yang terlahir di Sialkat (Punjab) sebuah kota industri, pada 9 November 1877, sekarang berada di wilayah Pakistan. Iqbal adalah keturunan Brahmana dari subkasta Sapru yang leluhurnya berasal dari Kashmir, yang sekitar abad ke-18 dan awal abad ke-19 pindah ke Sialkot.

Muhammad-Iqbal

Iqbal meninggal dunia pada usia 61 tahun. Selama hidupnya ia banyak mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu. Ada dua orang yang sangat berpengaruh dalam hidup Muhammad Iqbal yaitu Maulana Mir Hasan yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Syam al-Maulana, Matahari Para Ulama dan Prof. Thomas Arnolod.
Dimasa belia Muhammad Iqbal banyak dibimbing oleh Maulana Mir Hasan di Scootish Mission School Sialkot. Muhamamd Iqbal diberikan pelajaran tentang agama, bahasa Arab dan Persia. Karena melihat kelebihan Muhammad Iqbal dalam menggubah sajak-sajak kedalam bahasa Urdu Mir Hasan terus mendorong pada kelebihannya tersebut.
Setelah mendapatkan pelajaran agama dari seorang ulama yang ternama pada saat itu Muhamamd Iqbal malanjutkan studinya di Lahore. Di Lahore dia mendapat bimbingan langsung dari Prof. Thomas Arnold. Atas desakan dari Thomas Arnold, Muhammad Iqbal meneruskan studinya ke Universitas Cambridge, London. Kemudian Muhammad Iqbal memperdalam filsafat dibawah bimbingan McTaggart. Iqbal menulis tersis doktoralnya di Universitas Muinich Jerman dengan judul The Development of Metaphysics In Persia pada 1907 dbawah bimbingan Prof. F. Hammel.

Adapun karya yang dituliskan oleh Muhammad Iqbal diantaranya: The Development of Metaphysics In Persia;Bang-I-Dara; Asrar-I-Khudi; Rumuz-I-Bekhudi; dan the reconstruction of muslim Jurispudence (tak terselesaikan).
Read more

Saturday, September 30, 2017

Outline The Thought Of David Hume - Sinau Filsafat

Short BiographyHume was born in Edinburgh, Scotland on 26 April 1711 with the name was originally David Home. But in 1734 he changed his name because in the United Kingdom the difficulty pronouncing "Homewith a Scottish accent. Hume was the son of Joseph Shrinside and couples Khaterine Falcorner. But his father died when the age of Hume was a child, so he was raised by his mother.


david-hume

Hume have enrolled in the University of Edinburgh to study classical literature. thenhe decided to come out of University and chose to go to France to finally be a great philosopher. Hume reached its peak as a historian in his work The History Of England. The paper describes the search events from the invasion of Julius Caesar to the revolution of 1688, which is a best seller in one day. David Hume in his view, that onlyreligion can deflect others from their everyday lives to think about things pertaining to politics.
The thought of David Hume was heavily influenced by the empiricism of John Lockeand George Berkeley, a few French-speaking writers such as Pierre Bayle, and also figures in the intellectual community Foundation United Kingdom such as Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith, and Joseph Butler. Hume died at age 65 in the year 1776 in his hometown of Edinburgh, Scotland. And throughout his life, Hume never married.

Outline The Thought Of David Hume

Hume States that human beings are driven to do the positive traits that not by moral feeling but rather the ratio. With the ratio of man produces a tool or a way to reach pleasure, but which drove the action it is the feeling of moral work subjectively based on self-love (which is useful in order to make ourselves feel scrumptious) and sympathy (making others also felt deliciously and protect others from fear). Sympathy it according to Hume, encouraging humans to cultivate public welfare and justice as the protection of their rights (Copleston, 1993:337-338). Hume added that feelings of Justice that human nature is owned artificial, not natural.New justice evolved after humans dealing with social problems. Everyone agreed to the demands of Justice and stick to it through refraction to follow rules based on sympathy-sympathy we feel for others. To engage in justice that each should adhere to the agreement and otang rules together.
In ethical Hume also discard all forms of causality, as common sense can only point to the existence of an act of a certain alignment of that de facto exists with a particular purpose that de facto exists, or by a specific regulation which de facto there. Just feeling that give the nature of the good or evil in morality to a certain deeds. Therefore the feelings and belief are important in ethics.
Read more

Epistemologi Abid Al Jabiri - Filsafat Islam

Sinau Filsafat - Kali ini akan membahas tentang Epistemologi dari filsuf Muhammad Abid Al-Jabiri. Sekilas biografi nama lengkap Muhammad Abid al Jabiri lahir di maroko, ia dosen filsafat dan pemikiran isalam di fakultas sastra, Universitas Muhamad V, Rabat, Maroko. Ia juga seorang yang menggemari pemikiran Karl Marx. Meskipun ia membatasi diri hanya pada Islam - Arab ia membangun metodologi sendiri. ia juga termasuk pemiki kaum strukturalis, postrukturalis, dan posmodernis.


Baca : Manusia dalam Perpekstif Islam

Epostemologi Abid Al Jabiri
Epistemologi Abid al jabiri dibagi menjadi 3 kerangka yaitu ; Bayani, Irfani, dan Burhani. Mari kita sedikit ulas 3 hal tersebut.

  1. Bayani, adalah metode berfikir yang mempunyai ciri khas arab-islam, mengutamakan teks secara langsung dan tidak langsung, serta melalui pembenaran oleh pemikiran bahasa yang diacu melalui literasi/ buku pustaka yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits. Ushul dan furu', ushul adalah ujung rantai dari hubungan timbal balik dengan furu', menurut jabir ushul di sini tidak menunjuk pada dasar-dasar hukum fiqh, seperti al-quran, ijma', sunnah, dan qiyas, tetapi pada pengertian umum bahwa ia adalah pangkal dari proses pengalian pengetahuan. Peranan dan hubungan ushul dengan furu' mencakup sebagai sumber pengetahuan, sebagai sandaran bagi pengetahuan lain, dan sebagai pangkal proses pembentukan. Menurut Jabir, lafadz makna mengandung dua aspek yaitu; Teori dan Praktis. Dari sisi teori muncul tiga persoalan. Pertama, tentang makna suatu kata. Kedua, tentang analogi bahasa. Ketiga, tentang pemaknaan al asma asy-syar'iah, seperti kata zakat, sholat, puasa, dan lain sebagainya. Untuk cara jabir memperoleh pengetahuan ada dua jalan. Pertama, berpegang pada redaksi teks. Kedua, berpegang pada makna teks dengan menggunakan logika.
  2. Irfani, adalah pengetahuan yang didasarkan pada tersingkapnya rahasia-rahasia realita oleh Tuhan, diperoleh dengan olah nurani. Irfan dibagi menjadi 3 tahapan; Persiapan, Pengungkapan, dan Penerimaan. Tahap Persiapan memiliki 7 tahapan; Tobat, Wara, Zuhud, Faqir, Sabar, Tawakkal, dan Ridha. Beberapa pengkaji masalh irfani atau mistik membagi pengetahuan ini dalam beberapa tingkatan; Pertama, pengetahuan tak terkatakan. Kedua, Pengetahuan irfan atau mistisisme. Ketiga, Pengetahuan metasisisme yang terbagi menjadi dua; pertama, 1 orang ketiga masih dalam tradisi yang bersangkutan, kedua 2 orang ketiga dari tradisi yang berbeda.
  3. Burhani, adalah pengetahuan yang di landaskan atas rasio/akal. Menurut Jabir, rasio memberikan penilaian dan keputusan terhadap informasi-informasi yang masuk lewat indra, yang dikenal dengan istilah tassawur dan tasdiq. Burhani menggunakan aturan silogisme, tidak murni rasio tapi juga didasari atas rasio objek-objek eksternal. Silogisme dalam burhani terbagi menjadi 3 tahapan; Tahapan pengertian, tahapan pernyataan, dan tahapan Penalaran.
Baca Juga : Makalah Filsafat Islam Muhammad Iqbal

Dari ketiga hal yang sudah dijelaskan diatas, perbedaannya ialah; epistemologi bayani menghasilkan pengetahuan melalui analogi non fisik kepada yang asal, Epistemologi Irfani menghasilkan pengetahuan melalui proses penyatuan rohani kepada Tuhan dengan penyatuan Universal, sedangkan Epistemologi burhani menghasilkan pengetahuan melalui prinsip-prinsip logika berdasarkan atas pengetahuan sebelumnya yang sudah diyakini kebenarannya. Kesimpulannya pengetahuan atas hikmah yang didapat tidak dihasilkan oleh kekuatan rasio saja, namun juga melalui proses pencerahan rohani dan semua itu dengan memakai argumen rasional.

Note : Bayani = Teks Suci, Irfani = Intuisi, Burhani = Rasio
Read more

Thursday, September 28, 2017

Teori Plato tentang Dunia Ide dan Bentuk - Sinau Filsafat

Teori Filsafat Plato bertengger pada pertentangan antara semu dan kenyataan. Etimologis, berdasarkan atas ilmu atau penyelidik tentang derivasi dan arti orisinal kata, filsafat berarti " cinta terhadap kearifan". Menurut plato, etimologis antara pengetahuan dan pendapat ada bedanya. Misalnya, akan turun salju, adalah pendapat. Jika melihat salju turun, itulah pengetahuan. Pengetahuan adalah tertentu dan tidak salah. Pendapat tidak sepenuhnya menentu dan ada kemungkinan salah, sebab tidak nyata, dan sepenuhnya semu.


Teori Plato tentang Ide dan Bentuk - Sinau Filsafat


Gagasan ini kembali mengulangi gagasan permenides. Namun dalam hal-hal tertentu metafisika Plato ada bedanya dengan Permenides. Bagi permenides yang ada "hanya satu", sedang bagi Plato ada banyak ide. Tidak saja yang nyata, tapi juga yang indah, yang baik, di samping menurut plato ada sofa di surga.  Menurut Plato masih ada anjing surga, kucing surga, dll., pendeknya yang ada di kapal noak(nuh).


Yang tidak berwaktu, menurut  Plato tidak diciptakan. Dunia di lingkup ruang dan waktu diciptakan. Yaitu dunia yang ilusoris yang mengandung kejahatan. Namun Tuhan oleh Plato dikatakan tidak menciptakan segalanya selain hanya yang baik Keanekaragaman di dalam dunia materiil, jika mengikuti gagasan plato, tidak kesemuanya ada karena Tuhan. Menurut Plato, ide-ide bisa dianggap bukan ciptaan Tuhan, tapi adanya pada Tuhan itu sendiri. Pluralisme semu, yang merangkumi sejumlah banyak ide, bukan instansi terakhir. Pada instansi terakhir yang ada hanya Tuhan, atau lebih tapat Tuhan yang padaNya adal ide-ide.

Baca Juga : Peradaban Hegemoni Barat 

Demikianlah yang bisa diungkapkan mengenai gagasan Plato, Bagi orang beragama yang percaya kepada adanya Tuhan yang satu, gagasan Plato itu merupakan jawaban terhadap pertanyaan, mengapa Tuhan yang adil menciptakan manusia yang jahat, dan mengapa yang diciptakan bukan manusia yang baik saja. Bagi orang awam, gagasan plato itu bukan jawaban yang meyakinkan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Meskipun demikian, adanya perbedaan keyakinan antara pihak yang beragama dan yang awam, tidak usah dipertajam menjadi sengketa.


Read more

Wednesday, September 27, 2017

Kehidupan Friedrich Nietzsche (1844—1900)

SINAU FILSAFAT - Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman, eseis, kritikus budaya. Tulisannya pada kebenaran, moralitas, bahasa, estetika, teori budaya, sejarah, nihilisme, kekuatan, kesadaran, dan makna keberadaan telah memberi pengaruh besar pada filsafat Barat dan sejarah intelektual.


Nietzsche berbicara tentang "kematian Tuhan," dan meramalkan pembubaran agama tradisional dan metafisika. Beberapa penafsir Nietzsche percaya ia memeluk nihilisme, menolak penalaran filosofis, dan dipromosikan sastra eksplorasi dari kondisi manusia, sementara tidak peduli dengan mendapatkan kebenaran dan pengetahuan dalam arti tradisional dari istilah tersebut. Namun, penafsir lain Nietzsche mengatakan bahwa dalam berusaha untuk melawan meramalkan munculnya nihilisme, ia terlibat dalam program positif untuk menegaskan kembali kehidupan, dan jadi dia memanggil radikal, naturalistik memikirkan kembali sifat manusia, pengetahuan, dan moralitas. Pada salah satu interpretasi, disepakati bahwa ia menyarankan rencana untuk"menjadi apa yang satu adalah" melalui pengembangan naluri dan berbagai Fakultas kognitif, sebuah rencana yang memerlukan perjuangan terus-menerus dengan salah satu peninggalan psikologis dan intelektual.

BACA JUGA : MAKALAH IDEALISME

Nietzsche mengklaim teladan manusia harus kerajinan identitasnya sendiri melalui realisasi diri dan melakukannya tanpa mengandalkan apapun melampaui bahwa hidup — seperti Tuhan atau jiwa. Ini cara hidup harus menegaskan bahkan adalah satuuntuk mengadopsi, paling problematically, visi radikal keabadian, satu menyarankan"terulangnya kekal" dari semua peristiwa. Menurut beberapa komentator, Nietzschelanjutan teori kosmologi "akan kekuasaan." Tetapi mereka yang lain menafsirkan dirinya sebagai tidak menjadi terlalu peduli dengan bekerja keluar suatu kosmologi yang umum. Pertanyaan mengenai koherensi pemandangan Nietzsche--pertanyaan seperti apakah pandangan ini bisa semua diambil bersama-sama tanpa kontradiksi, Apakah pembaca harus mendiskreditkan setiap pandangan tertentu jika terbukti tidak koheren atau tidak kompatibel dengan orang lain, dan seperti--terus menarik perhatian intelektual kontemporer sejarawan dan filsuf.



Kehidupan Friedrich Nietzsche

Karena banyak dari Nietzsche filosofis kerja harus dilakukan dengan penciptaan diri — atau untuk meletakkannya dalam istilah-istilah Nietzschean, "menjadi apa yang satu adalah" — sebagian ulama menunjukkan minat jarang anekdot biografi Nietzsche kehidupan. Mengambil pendekatan ini, namun, risiko membingungkan aspek Nietzsche legenda dengan apa penting dalam karyanya filosofis, dan banyak komentator benar skeptis terhadap bacaan berasal terutama dari biografi anekdot.

Friedrich Wilhelm Nietzsche lahir 15 Oktober 1844, putra Karl Ludwig dan Franziska Nietzsche. Karl Ludwig Nietzsche adalah seorang pendeta Lutheran di kota Prusia yang kecil di Röcken, di dekat Leipzig. Ketika muda Friedrich tidak cukup lima, ayahnya meninggal dari perdarahan otak, meninggalkan Franziska, Friedrich, tiga - putri tahun, Elisabeth, dan anak bayi. Friedrich's saudara meninggal mendadak segera sesudahnya (dilaporkan, legenda mengatakan, memenuhi Friedrich's mimpi diramalkan tragedi). Peristiwa ini meninggalkan Friedrich muda hanya laki-laki dalam rumah tangga yang termasuk ibunya, saudara perempuan, ayah nenek dan bibinya, meskipun Friedrich diperkaya bimbingan ayah Franziska's ayah. Friedrich muda juga menikmati persahabatan playmates beberapa laki-laki.

Atas hilangnya Karl Ludwig, keluarga mengambil tempat tinggal dalam suasana yang relatif perkotaan Naumburg, Saxony. Friedrich memperoleh masuk ke Schulpforta bergengsi, di mana ia menerima pendidikan persiapan terbaik Prusia di dalam humaniora, teologi, dan bahasa-bahasa klasik. Di luar sekolah, Nietzsche mendirikan masyarakat sastra dan kreatif dengan teman sekelas termasuk Paul Deussen (yang kemudian menjadi ulama terkemuka Sansekerta dan studi Indic). Selain itu, Nietzsche bermain piano, menggubah musik, dan membaca karya Emerson dan penyair Friedrich Hölderlin, yang relatif tidak diketahui pada saat.


Pada tahun 1864 Nietzsche memasuki Universitas Bonn, menghabiskan lebih dari tahun pertama tidak, bergabung persaudaraan dan bersosialisasi dengan kenalan lama dan baru, paling yang akan jatuh dari hidupnya setelah ia kembali fokus intelektual. Saat ini ia telah juga menyerah teologi, gagah harapan ibunya karir di Kementerian baginya. Sebaliknya, ia memilih studi lebih humanistik bahasa-bahasa klasik dan karir di filologi. Pada tahun 1865 ia diikuti guru besar, Friedrich Ritschl, dari Bonn ke Universitas Leipzig dan mengabdikan dirinya untuk kehidupan yang rajin, membangun masyarakat ekstrakurikuler yang ada dikhususkan untuk mempelajari teks-teks kuno. Nietzsche pertama kontribusi ke grup ini adalah esai tentang penyair Yunani, Theognis, dan itu menarik perhatian Profesor Ritschl, yang begitu terkesan bahwa ia menerbitkan esai dalam jurnalnya akademik, Rheinisches Museum. Tulisan-tulisan lainnya diterbitkan oleh Nietzsche segera diikuti, dan oleh 1868 (setelah setahun wajib layanan di militer Prusia), Friedrich muda sedang dipromosikan sebagai sesuatu yang "fenomena" di klasik beasiswa oleh Ritschl, yang harga dan pujian mendarat Nietzsche posisi sebagai profesor bahasa Yunani bahasa dan Sastra di Universitas Basel di Swiss, meskipun kandidat belum lagi bermula menulis disertasi doktoral. Tahun 1869 dan Friedrich Nietzsche adalah 24 tahun.

Pada titik ini dalam hidupnya, namun, Nietzsche adalah jauh dari pemikir asli yang ia kemudian menjadi, karena baik dia maupun karyanya telah matang. Terpengaruh oleh opini publik dan semangat muda, ia dipecahkan mengajar pada tahun 1870 untuk bergabung dengan militer Prusia, melayani sebagai teratur medis pada saat pecahnya Perang Perancis-Prusia. Pelayanannya dipotong pendek, namun, oleh serangan berat disentri dan Difteri. Kembali di Basel, tanggung jawabnya mengajar di Universitas dan gimnasium terdekat dikonsumsi banyak tenaga fisik dan intelektual. Ia berkenalan dengan budaya sejarawan terkemuka, Jacob Burkhardt, mapan anggota Fakultas Universitas. Namun, orang yang mengerahkan pengaruh paling pada Nietzsche saat ini adalah seniman, Richard Wagner, yang Nietzsche telah bertemu sementara belajar di Leipzig. Selama paruh pertama dekade, Wagner dan rekannya, Cosima von Bülow, sering menghibur Nietzsche di Triebschen, tinggal mereka dekat Danau Lucerne, dan kemudian di Bayreuth.

Hal ini biasa untuk mengatakan bahwa pada suatu waktu Nietzsche tampak untuk Wagner dengan kekaguman seorang anak yang taat. Interpretasi ini hubungan mereka didukung oleh fakta bahwa Wagner akan menjadi usia yang sama seperti Karl Ludwig, Nietzsche penatua telah hidup. Hal ini juga biasa untuk dicatat bahwa Nietzsche kagum artis berlebihan menampilkan temperamen yang berapi-api, keberanian, ambisi, egoisme dan sucinya — khas kualitas menunjukkan "jenius" di abad kesembilan belas. Singkatnya, Nietzsche kewalahan oleh Wagner kepribadian. Nietzsche lebih matang kemudian akan melihat kembali pada hubungan ini dengan beberapa penyesalan.

Read more