Nihilism |
Sejarah
metafisika mengejawantah dalam era Modern dan bergerak menuju puncak
kepenuhannya pada Hegel dimana dikotomi subyek x obyek, pemikiran x Ada , partikularitas x universalitas,
dipersatukan dalam suatu kesatuan absolut. Kesatuan organik antara segala hal
yang bertentangan ini terwujud dalam Roh Absolut yang telah mengejawantah pada
tataran pikiran murni, perkembangan alam semesta dan sejarah peradaban. Dengan
demikian, segala-galanya telah diterangi dalam suatu kepastian yang niscaya;
tak ada lagi tempat bagi yang tak terpahami, tak ada lagi tempat bagi tragedi.
Sebelum membaca Kedatangan Nihilisme Sinau Filsafat menyarankan untuk membaca lebih dahulu Tulisan : Pengantar Metafisika Dalam Filsafat | Apa itu Metafisika?
Tiga
belas tahun setelah kematian Hegel di tahun 1831, yaitu tahun 1844, terbitlah
sebuah buku yang menggemparkan masanya. Penulisnya adalah seorang Hegelian
Muda. Bukunya itu terbit setahun sebelum Die
Heilige Familie nya Marx terbit, setahun sebelum Das Wesen des Christentums nya Feuerbach terbit, juga bersamaan
dengan terbitnya buku-buku pertama Kierkegaard. Pada tahun ketika buku itu
terbit, lahirlah Friedrich Nietzsche. Dalam buku itu, penulisnya melakukan kritik
habis-habisan atas filsafat Hegelian, moralitas Kristiani, masyarakat
kapitalis, tirani negara, humanisme dan pandangan ketuhanan. Buku itu berjudul Der Einzige und Sein Eigentum (Individu
dan Miliknya). Sang penulis itu bernama Max Stirner (1806-1856).
Stirner
melancarkan kritik atas Hegel dengan membalikkan oposisi hierarkis dalam Hegel.
Namun ia telah terlebih dahulu membaca Hegel secara tertentu, maksudnya, menitikberatkan sisi-sisi tertentu dari
filsafat Hegel (seperti universalitas, keteraturan dan spiritualitas).
Berdasarkan pembacaan yang tertentu inilah, ia memprioritaskan sisi-sisi yang
ia anggap disubordinasikan dalam pemikiran Hegel seperti partikularitas,
ketiadaan tatanan dan realitas individual.
Dua
puluh delapan tahun setelah buku itu terbit, Nietzsche menerbitkan bukunya yang
pertama, Die Geburt der Tragödie (Lahirnya
Tragedi). Perlahan-lahan Nietzsche menjadi terkenal sebagai pemikir yang
mengumandangkan kedatangan nihilisme. Ia melakukan kritik (seperti sudah
didahului oleh Stirner) terhadap moralitas Kristiani, ide tentang Tuhan dan
kebenaran. Ia menunjukkan bahwa nihilisme merupakan suatu keniscayaan historis
yang akan muncul dari peradaban manusia yang masih terjebak dalam metafisika. Nietzsche
yang dibahas di sini adalah Nietzsche sebagaimana dipahami secara umum. Ia
berupaya mengatasi nihilisme dengan melakukan pembalikan atas oposisi hierarkis
metafisika. Ia lebih memprioritaskan tubuh ketimbang jiwa, kekacauan ketimbang
tatanan, irasionalitas kehendak ketimbang rasionalitas nalar, sirkularitas
ketimbang teleologi.
Pada
bagian ini kita akan melihat bagaimana kedatangan nihilisme itu terjadi.
Pertama, kita akan melihat bagaimana pemikiran Max Stirner (yang jarang kita
sebut ketika kita membicarakan Nietzsche) ternyata telah mengantisipasi
gagasan-gagasan Nietzsche dan melakukan pembalikan atas hierarki oposisional
Hegelian. Kedua, kita akan menguraikan pemikiran Nietzsche dari perspektif umum
dalam kaitannya dengan pembalikan hierarki oposisinal metafisika secara umum.
0 comments