Teori Filsafat Plato bertengger pada pertentangan antara semu dan kenyataan. Etimologis, berdasarkan atas ilmu atau penyelidik tentang derivasi dan arti orisinal kata, filsafat berarti " cinta terhadap kearifan". Menurut plato, etimologis antara pengetahuan dan pendapat ada bedanya. Misalnya, akan turun salju, adalah pendapat. Jika melihat salju turun, itulah pengetahuan. Pengetahuan adalah tertentu dan tidak salah. Pendapat tidak sepenuhnya menentu dan ada kemungkinan salah, sebab tidak nyata, dan sepenuhnya semu.
Baca Dulu : Pengantar Filsafat Ringan
Gagasan ini kembali mengulangi gagasan permenides. Namun dalam hal-hal tertentu metafisika Plato ada bedanya dengan Permenides. Bagi permenides yang ada "hanya satu", sedang bagi Plato ada banyak ide. Tidak saja yang nyata, tapi juga yang indah, yang baik, di samping menurut plato ada sofa di surga. Menurut Plato masih ada anjing surga, kucing surga, dll., pendeknya yang ada di kapal noak(nuh).
Yang tidak berwaktu, menurut Plato tidak diciptakan. Dunia di lingkup ruang dan waktu diciptakan. Yaitu dunia yang ilusoris yang mengandung kejahatan. Namun Tuhan oleh Plato dikatakan tidak menciptakan segalanya selain hanya yang baik Keanekaragaman di dalam dunia materiil, jika mengikuti gagasan plato, tidak kesemuanya ada karena Tuhan. Menurut Plato, ide-ide bisa dianggap bukan ciptaan Tuhan, tapi adanya pada Tuhan itu sendiri. Pluralisme semu, yang merangkumi sejumlah banyak ide, bukan instansi terakhir. Pada instansi terakhir yang ada hanya Tuhan, atau lebih tapat Tuhan yang padaNya adal ide-ide.
Baca Juga : Peradaban Hegemoni Barat
Demikianlah yang bisa diungkapkan mengenai gagasan Plato, Bagi orang beragama yang percaya kepada adanya Tuhan yang satu, gagasan Plato itu merupakan jawaban terhadap pertanyaan, mengapa Tuhan yang adil menciptakan manusia yang jahat, dan mengapa yang diciptakan bukan manusia yang baik saja. Bagi orang awam, gagasan plato itu bukan jawaban yang meyakinkan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Meskipun demikian, adanya perbedaan keyakinan antara pihak yang beragama dan yang awam, tidak usah dipertajam menjadi sengketa.
0 comments