Sunday, October 1, 2017
Banyak pihak dengan beragam pendekatan berjuang untuk memposisikan perempuan pada tempatnya,
dan persoalan yang muncul apakah sama antara laki-laki dan perempuan? Ada yang berpendapat sama dan ada yang berpendapat berbeda. Pertanyaan lain muncul kenapa jika perempuan dan laki-laki berbeda, dan kenapa jika keduanya sama? Apakah jika berbeda harus dipertentangkan? Tulisan ini muncul dari kejenuhan melihat keduanya dipertentangkan dan einginan untuk mencari sebuah warna
baru yang lebih ramah, dan menimalisir munculnya polemik yang baru. Dan melihat
kondisi perempuan yang dianggap "rendah" serta posisinya "di bawah laki-laki", terutama dalah hal spiritualitas maka tulisan ini menggunakan prespektif tasawuf. Dimana tasawuf sangat dekat bahkan bertalian erat dengan perkara spiritualitas. Selain itu, tasawuf merupakan khasanah keilmuan Islam yang ramah terhadap segala perbedaan, karena tasawuf lebih menitikberatkan pada sisi esoteris, yang tidak melihat sisi luar dari seseorang, begitu pula dengan jenis kelaminnya. Tulisan ini menggunakan pendekatan filosofis, lebih
tepatnya menggunakan kacamata tasawuf.
Tasawuf merupakan khasanah keilmuan Islam yang terlepas dari sekat-sekat yang
ada, lebih ramah dengan berbagai perbedaan. Karena tasawuf tidak berbicara tentang
aspek fisik atau materi, akan tetapi lebih bahkan melampauinya. Berdasarkan pemahaman
tersebut, penulis mencoba melihat berbagai polemik yang dihadapi oleh perempuan
dengan menggunakan prespektif tasawuf. Berbeda dengan khasanah keilmuan Islam
lainnya, seperti Fiqh dan Ilmu kalam, tasawuf menampilkan Tuhan dengan sangat ramah,
sisi feminin Tuhan lebih ditonjolkan, sehingga perempuan yang selalu dianggap sangat kental sisi femininnya memiliki kedudukan karena ternyata Tuhan juga memiliki sisi
feminin. Sedang kedua keilmuan di atas lebih menunjukkan sisi maskulin Tuhan, dan
kedua keilmuan tersebut banyak diminati orang sehingga Islam terkesan sangat kasar
terhadap perempuan.
Anggapan bahwa perempuan memiliki spiritualitas yang rendah tidaklah beralasan,
karena sifat feminin yang dimilikinyalah sebenarnya yang memudahkannya berhubungan
dengan Tuhan. Akan tetapi sebenarnya tasawuf tidak mengunggulkan jenis kelamin
seseorang yang lebih dilihat bagaimana kedudukannya di hadapan Tuhan. Dalam prespektif
tasawuf perbedaan antara laki-laki dan perempuan bukan untuk dipertentangkan karena
keduanya saling melengkapi, jika mempertentangkan keduanya, semua yang terkait dengan
relasi keduanya tidak akan berakhir. Perempuan dengan kecenderungan femininnya dan
laki-laki dengan maskulinnya, jika keduanya disatukan mengeejawantahkan diri Tuhan,
karena Tuhan memiliki sisi feminin maupun maskulin.
Load disqus comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About me

M. Fahim Warseno
Penggiat dan Pembaca di bidang Filsafat-Sosial-Politik, Organisasi dan Kepemimpinan, Filsafat Ilmu Pengetahuan serta Literasi Islam., "Bohim" sapaannya, Ia bocah dari pelosok desa di pinggiran Jawa Timur. Baginya "Ilmu amaliyah, Amal Ilmiyah dan Akhlaqul Karimah", adalah visi hidup. Mari Berkawan di Sosial Media atau di Dunia nyata.
Select Category
Popular Posts
-
ALIRAN-ALIRAN DALAM EPISTEMOLOGI Epistemologi , (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah caba...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya epistemologi membahas tentang pengetahuan, yang berkaitan denga...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat Islam tumbuh begitu pesat dibagian Timur tepatnya didaerah semenanjung Arab. P...
-
Apa itu metafisika? Dari segi etimologi, ilmu “metafisika” umumnya didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuat...
-
John Locke adalah filosof yang berasal dari Inggris. Beliau dilahirkan di Wrington Somerst pada tanggal 29 Agustus 1632. Locke memulai tr...
Recent Posts
Makalah Filsafat Pendidikan | PLAGIARISME DALAM TEORI PENDIDIKAN EMPIRISME
PLAGIARISME DALAM TEORI PENDIDIKAN EMPIRISME BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa...
Sep 09 2018Smarttekhno.comFilsafat Nietzche | Kehendak untuk Berkuasa | Sinau Filsafat
Kali ini Sinau Filsafat akan membahas Filsafat Nietzche | Kehendak untuk Berkuasa, setidakn...
Oct 11 2017Smarttekhno.com
0 comments