Sinau Filsafat - Kali ini akan membahas tentang Epistemologi dari filsuf Muhammad Abid Al-Jabiri. Sekilas biografi nama lengkap Muhammad Abid al Jabiri lahir di maroko, ia dosen filsafat dan pemikiran isalam di fakultas sastra, Universitas Muhamad V, Rabat, Maroko. Ia juga seorang yang menggemari pemikiran Karl Marx. Meskipun ia membatasi diri hanya pada Islam - Arab ia membangun metodologi sendiri. ia juga termasuk pemiki kaum strukturalis, postrukturalis, dan posmodernis.
Epostemologi Abid Al Jabiri
Epistemologi Abid al jabiri dibagi menjadi 3 kerangka yaitu ; Bayani, Irfani, dan Burhani. Mari kita sedikit ulas 3 hal tersebut.
- Bayani, adalah metode berfikir yang mempunyai ciri khas arab-islam, mengutamakan teks secara langsung dan tidak langsung, serta melalui pembenaran oleh pemikiran bahasa yang diacu melalui literasi/ buku pustaka yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits. Ushul dan furu', ushul adalah ujung rantai dari hubungan timbal balik dengan furu', menurut jabir ushul di sini tidak menunjuk pada dasar-dasar hukum fiqh, seperti al-quran, ijma', sunnah, dan qiyas, tetapi pada pengertian umum bahwa ia adalah pangkal dari proses pengalian pengetahuan. Peranan dan hubungan ushul dengan furu' mencakup sebagai sumber pengetahuan, sebagai sandaran bagi pengetahuan lain, dan sebagai pangkal proses pembentukan. Menurut Jabir, lafadz makna mengandung dua aspek yaitu; Teori dan Praktis. Dari sisi teori muncul tiga persoalan. Pertama, tentang makna suatu kata. Kedua, tentang analogi bahasa. Ketiga, tentang pemaknaan al asma asy-syar'iah, seperti kata zakat, sholat, puasa, dan lain sebagainya. Untuk cara jabir memperoleh pengetahuan ada dua jalan. Pertama, berpegang pada redaksi teks. Kedua, berpegang pada makna teks dengan menggunakan logika.
- Irfani, adalah pengetahuan yang didasarkan pada tersingkapnya rahasia-rahasia realita oleh Tuhan, diperoleh dengan olah nurani. Irfan dibagi menjadi 3 tahapan; Persiapan, Pengungkapan, dan Penerimaan. Tahap Persiapan memiliki 7 tahapan; Tobat, Wara, Zuhud, Faqir, Sabar, Tawakkal, dan Ridha. Beberapa pengkaji masalh irfani atau mistik membagi pengetahuan ini dalam beberapa tingkatan; Pertama, pengetahuan tak terkatakan. Kedua, Pengetahuan irfan atau mistisisme. Ketiga, Pengetahuan metasisisme yang terbagi menjadi dua; pertama, 1 orang ketiga masih dalam tradisi yang bersangkutan, kedua 2 orang ketiga dari tradisi yang berbeda.
- Burhani, adalah pengetahuan yang di landaskan atas rasio/akal. Menurut Jabir, rasio memberikan penilaian dan keputusan terhadap informasi-informasi yang masuk lewat indra, yang dikenal dengan istilah tassawur dan tasdiq. Burhani menggunakan aturan silogisme, tidak murni rasio tapi juga didasari atas rasio objek-objek eksternal. Silogisme dalam burhani terbagi menjadi 3 tahapan; Tahapan pengertian, tahapan pernyataan, dan tahapan Penalaran.
Dari ketiga hal yang sudah dijelaskan diatas, perbedaannya ialah; epistemologi bayani menghasilkan pengetahuan melalui analogi non fisik kepada yang asal, Epistemologi Irfani menghasilkan pengetahuan melalui proses penyatuan rohani kepada Tuhan dengan penyatuan Universal, sedangkan Epistemologi burhani menghasilkan pengetahuan melalui prinsip-prinsip logika berdasarkan atas pengetahuan sebelumnya yang sudah diyakini kebenarannya. Kesimpulannya pengetahuan atas hikmah yang didapat tidak dihasilkan oleh kekuatan rasio saja, namun juga melalui proses pencerahan rohani dan semua itu dengan memakai argumen rasional.
Note : Bayani = Teks Suci, Irfani = Intuisi, Burhani = Rasio
0 comments