Friday, February 3, 2017

Terompet atau Perubahan ? Refleksi Tahun Baru

Tahun baru identik dengan gemerlap perayaan kembang api yang bertaburan, suara terompet yang  disertai suara musik yang menghentak dimana-mana. Tapi itu tahun baru konvensional atau tahun baru Masehi, lantas apa tahun baru islam di jaman sekarang ?



jika kita telusuri sejarahnya tahun baru islam ditandai dengan perubahan sikap seorang muslim untuk menjadi insan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Saat itulah perubahan umat islam terjadi yang kelak akan menjadikan peradaban islam menjadi lebih maju dan dikenal di seantero dunia.
Lantas kenapa banyak umat muslim yang belum menyadari arti sebenarnya tahun baru islam ? tahun baru islam adalah momentum bagi umat islam untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih berguna dan lebih memahami hakikat dirinya menjadi seorang muslim.
Tahun baru islam bukanlah tiupan terompet, melainkan tiupan untuk menjadi muslim yang lebih baik. Oleh karena itu momentum tahun baru islam yang akan datang, seharusnya menjadi ajang bagi umat islam untuk lebih baik, serta memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuat pada tahun kemarin dan memohon kepada Allah agar tahun yang akan datang dijadikan tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebagaimana sabda Rosululloh : “ Semua anak-anak Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik oang yang salah adalah yang bertaubat.”  (HR. Ibnu Majah dan Darimi)
Kemudian bagaimanakah sejarah terjadinya tahun Hijriah itu sendiri ?
Dalam islam hijrah  secara istilah bermakna pindah dari hal yang jelek ke yang lebih baik. Namun Hijrah pertama yang dilakukan Rosululloh bukanlah Hijrah menurut pengertian di atas, melainkan  hijrah dari akidah yang buruk menuju akidah yang lebih baik.
Kemudian islam memiliki penanggalan sendiri. Dalam sejarahnya, ketika Umar bin Khattab ra. Menjabat kepala negara mencapai tahun ke 5 beliau mendapat surat dari Sahabat Musa Al As’ari Gubernur Kuffah, adapun isi surat tersebut yang mempunyai arti :
telah menulis surat, Gubernur Musa Al Asy’ari kepada kepala negara Umar bin Khotob. Sesungguhnya telah sampai kepadaku dari kamu beberapa surat-surat tetapi surat-surat itu tidak ada tanggalnya.
Kemudian kholifah Umar bin Khotob menggumpulkan para tokoh dan sahabat  yang ada di madinah untuk mengadakan musyawaroh yang membicarakan tentang rencana pembuatan kalender islam. Dalam musyawaroh tersebut muncul beberapa pendapat dalam menentukan kapan dimulai kalender islam tersebut. Hingga akhirnya musyawaroh yang dipimpin oleh Umar bin Khattab sepakat menjadikan kalender islam dimulai dari tahun Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Sejak saat itu kalender islam tersebut dinamakan Tahun Hijriyah.

Lantas setelah mengetahui sejarah dan arti sebenarnya dari Tahun Hijriah,bagaimanakah sikap kita sebagai umat muslim dalam menyambut hadirnya Tahun Hijriyah yang akan datang ??? dengan meniupkan terompet atau dengan meniupkan perubahan yang lebih baik untuk diri kita ? semua itu terserah kita. Karena tak  ada yang berubah kecuali perubahan itu sendiri.
Load disqus comments

0 comments