Wednesday, October 4, 2017

Metafisika Filsafat | Kedatangan Nihilisme Nietzsche | Sinau Filsafat


aliran-nihilisme
Nihilism

            Sejarah metafisika mengejawantah dalam era Modern dan bergerak menuju puncak kepenuhannya pada Hegel dimana dikotomi subyek x obyek, pemikiran x Ada, partikularitas x universalitas, dipersatukan dalam suatu kesatuan absolut. Kesatuan organik antara segala hal yang bertentangan ini terwujud dalam Roh Absolut yang telah mengejawantah pada tataran pikiran murni, perkembangan alam semesta dan sejarah peradaban. Dengan demikian, segala-galanya telah diterangi dalam suatu kepastian yang niscaya; tak ada lagi tempat bagi yang tak terpahami, tak ada lagi tempat bagi tragedi.


           Sebelum membaca  Kedatangan Nihilisme Sinau Filsafat menyarankan untuk membaca lebih dahulu Tulisan : Pengantar Metafisika Dalam Filsafat | Apa itu Metafisika? 

            Tiga belas tahun setelah kematian Hegel di tahun 1831, yaitu tahun 1844, terbitlah sebuah buku yang menggemparkan masanya. Penulisnya adalah seorang Hegelian Muda. Bukunya itu terbit setahun sebelum Die Heilige Familie nya Marx terbit, setahun sebelum Das Wesen des Christentums nya Feuerbach terbit, juga bersamaan dengan terbitnya buku-buku pertama Kierkegaard. Pada tahun ketika buku itu terbit, lahirlah Friedrich Nietzsche. Dalam buku itu, penulisnya melakukan kritik habis-habisan atas filsafat Hegelian, moralitas Kristiani, masyarakat kapitalis, tirani negara, humanisme dan pandangan ketuhanan. Buku itu berjudul Der Einzige und Sein Eigentum (Individu dan Miliknya). Sang penulis itu bernama Max Stirner (1806-1856).
            Stirner melancarkan kritik atas Hegel dengan membalikkan oposisi hierarkis dalam Hegel. Namun ia telah terlebih dahulu membaca Hegel secara tertentu, maksudnya, menitikberatkan sisi-sisi tertentu dari filsafat Hegel (seperti universalitas, keteraturan dan spiritualitas). Berdasarkan pembacaan yang tertentu inilah, ia memprioritaskan sisi-sisi yang ia anggap disubordinasikan dalam pemikiran Hegel seperti partikularitas, ketiadaan tatanan dan realitas individual.

            Dua puluh delapan tahun setelah buku itu terbit, Nietzsche menerbitkan bukunya yang pertama, Die Geburt der Tragödie (Lahirnya Tragedi). Perlahan-lahan Nietzsche menjadi terkenal sebagai pemikir yang mengumandangkan kedatangan nihilisme. Ia melakukan kritik (seperti sudah didahului oleh Stirner) terhadap moralitas Kristiani, ide tentang Tuhan dan kebenaran. Ia menunjukkan bahwa nihilisme merupakan suatu keniscayaan historis yang akan muncul dari peradaban manusia yang masih terjebak dalam metafisika. Nietzsche yang dibahas di sini adalah Nietzsche sebagaimana dipahami secara umum. Ia berupaya mengatasi nihilisme dengan melakukan pembalikan atas oposisi hierarkis metafisika. Ia lebih memprioritaskan tubuh ketimbang jiwa, kekacauan ketimbang tatanan, irasionalitas kehendak ketimbang rasionalitas nalar, sirkularitas ketimbang teleologi.

            Pada bagian ini kita akan melihat bagaimana kedatangan nihilisme itu terjadi. Pertama, kita akan melihat bagaimana pemikiran Max Stirner (yang jarang kita sebut ketika kita membicarakan Nietzsche) ternyata telah mengantisipasi gagasan-gagasan Nietzsche dan melakukan pembalikan atas hierarki oposisional Hegelian. Kedua, kita akan menguraikan pemikiran Nietzsche dari perspektif umum dalam kaitannya dengan pembalikan hierarki oposisinal metafisika secara umum.
Load disqus comments

0 comments